Setelah Diterima di MAN Favorit, Alifah Gelisah, Mengapa?

Setelah mengikuti ujian seleksi masuk, Alifah Badznilah (15 tahun) dapat menyisihkan ribuan siswa-siswi lainnya untuk masuk ke sekolah favorit MAN Insan Cendikia Gorontalo. Selain terkenal dengan penggemblengan akhlak, madrasah ini juga terkenal dengan segudang prestasi.

Tiap tahun puluhan penghargaan diraih dan alumninya tersebar di berbagai perguruan tinggi favorit. Dan yang tak kalah menariknya sekolah di MAN Insan Cendikia tidak ada pungutan biaya pendaftaran dan juga tidak dikenai biaya investasi atau biaya operasional apapun.

(Alifah Sedang Berjualan Gorengan)

Makanya wajar, mereka yang diterima berbahagia. Namun di tengah kebahagiaan tersebut terselip rasa gelisah di dada Alifah dan juga keluarga. Karena setiap siswa termasuk Alifah dikenakan biaya asrama dan biaya makan yang berkisar Rp1 juta-Rp1,5 juta perbulan.

Tentu saja biaya tersebut terasa berat bagi warga Gang Dahlan I No 33 RT 01/10 Desa Cempaka Putih Barat Jakarta Pusat tersebut. Mengingat ayahanda David Ananto (55 tahun) sudah tidak bekerja lagi semenjak terkena sakit ginjal 5 tahun yang lalu.  Sejak saat itu pula ibunda Ni Made Diani (49 tahun) menjadi tulang punggung keluarga. Ibunda yang mengadu nasib di  kantin sekolah pun sering dibantu Alifah dalam jualan. Namun sayang makin lama jualan ibu semakin menurun sehingga pemasukan pun semakin kecil dan akhirnya memilih bekerja serabutan di tempat lain.

Untuk mengurangi beban keluarga Alifah, melalui program Indonesia Belajar (IB), Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) mengajak kaum Muslimin berdonasi. Sehingga Alifah bisa tenang dalam menuntut ilmu dan kita semua mendapat pahala yang berlimpah karena turut membantu. Ayo segera membantu sebelum Ramadhan yang penuh berkah ini berlalu.[]

Donasi yang diperlukan:

Rp 22.300.000 (Seragam Madrasah 1,7Jt, Biaya Asrama 1,3Jt 1th, SPP 1.050.000 dan Kebutuhan Sekolah Lainnya selama 1 tahun)

Partner lapang:

Weli Kurniawan