
Setelah Ayah Meninggal, Putra Berjuang Sendiri Agar Bisa Kuliah
Setelah lulus SMAN 1 Sosorgadong Tapanuli, Raja Putra Mandala memberanikan diri merantau ke Jakarta untuk menimba ilmu. Putra, begitu sapaan akrabnya, sebenarnya tak tega meninggalkan ibunda tercinta, Asnida Simanjuntak (54 tahun), di kampung halaman. Tapi apa boleh buat karena Asnida ingin sekali melihat buah hatinya itu menjadi sarjana dan kelak menjadi seorang yang sukses dunia akhirat, maka Putra pun berangkat atas restu yang berurai air mata.
Tekad Asnida menguliahkan anaknya semakin kuat pasca meninggalnya Abdul Hamid, ayah Putra, ketika Putra masih duduk di kelas 11 SMA. Tentu saja Asnida yang bekerja sebagai petani kebun sangat keras sekali untuk mengumpulkan biayanya.
Namun Asnida sudah tak seproduktif dulu lagi karena tubuhnya yang semakin renta. Walhasil penghasilannya semakin berkurang, untuk makan sehari-hari pun menjadi berat apalagi untuk memenuhi biaya kuliah.
Putra pun tak dapat menuntut apa-apa karena memahami kondisi ibunya. Bekerja serabutan di sisa-sisa waktu kuliah juga hanya cukup untuk bertahan hidup di Jakarta, tak tersisa untuk biaya kuliah, jadinya menunggak.
Cemas, sedih, pusing itulah yang kini dirasakan Putra karena pihak kampus selalu menagih semua tunggakan pembayaran. Putra tidak ingin putus kuliah di tengah jalan karena ia ingin sekali mengejar cita-citanya untuk menjadi guru dan hafidz Quran.
Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) mengajak kaum Muslimin berdonasi melalui program Indonesia Belajar (IB). Sehingga, Putra dapat terus kuliah untuk menggapai cita-citanya dan kita semua mendapatkan pahala berlimpah dari Allah SWT karena telah membantu sesama. Aamiin.[]
Donasi yang dibutuhkan : Rp. 9.000.000,-
Partner Lapang : Ahmad Rifa'i