
Rafli dan Shania terus berusaha menggapai cita-cita
BWA-IB. Meski jadi Pemulung, Rafli tetap Sekolah
Dengan tangan kosong atau pun menggunakan tongkat berkait, tangan kanan Rafli Faza Mutaqien (12 tahun) dengan lincah memungut barang bekas yang terbuat dari plastik lalu dimasukkannya ke dalam karung putih besar yang dipegang tangan kiri. Hal itu, kerap dia lakukan setelah ganti pakaian sepulang sekolah.
“Lumayan buat ongkos sekolah dan jajan di sekolah,” ujar Rafli polos.
Sepulang sekolah, warga Mengger Tengah RT 5/01 No 5A Bandung (belakang Waterboom Panghegar) tersebut, kerap lebih memilih membantu orang tuanya mencuci piring lalu mencari barang bekas seperti pelastik botol aqua, dll ketimbang bermain.
Siswa kelas 6 SDN Dayeuhkolot 9 Kampung Lamajang Peuntas, Kab Bandung, Jawa Barat tersebut, ingin sekali melanjutkan sekolah SMP ke Pondok Pesantren Al Husna di Dusun Sukamaju, Cikampek Timur, Kab Karawang, Jawa Barat, agar kelak dapat menjadi ustadz. Karena ia kagum dengan kakanda Shania Nabila (15 tahun) yang kini sudah duduk di kelas 2 SMP Ponpes Al Husna. Shania nampak lebih shalihah dan ‘alim sejak sekolah di pesantren tersebut.
Ingin Obati Ibunya, Shania Bercita-cita jadi Dokter
Sejak sekolah di Al Husna, Shania menutup aurat dengan sempurna dengan kerudung dan jilbabnya, ia juga menghafal Al-Qur’an, meski kini baru hafal juz 30. “Setamat di Al Husan saya ingin melanjutkan kuliah ke fakultas kedokteran Al-Azhar Kairo Mesir,” ujar gadis remaja yang suka pelajaran tsaqafah Islam dan bahasa Arab.
Alasannya jadi dokter pun sederhana. “Agar dapat mengobati ibu yang sering sakit-sakitan,” ujarnya lugu.
Rafli dan Shania merupakan dua dari sembilan bersaudara putra putri ibunda Septi Prasetyo dan ayahanda Bobi Suryana (39 tahun). Kedua orang tua mereka berusaha semaksimal mungkin agar cita-cita mereka tercapai.
Bobi menjadi supir carteran dan bekerja serabutan, namun penghasilannya belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Maka, Septi pun membantunya dengan menjadi pemulung barang bekas dan rongsok yang bisa dijual kembali.
Untuk mengurangi beban keluarga Rafli dan Shania, melalui program Indonesia Belajar (IB), Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) mengajak kaum Muslimin berdonasi. Sehingga cita-cita keduanya tercapai dan kita semua mendapatkan pahala berlimpah dari Allah SWT karena telah membantu sesama. Aamiin.[]
Donasi yang diperlukan:
Rp 33.050.000,- (total biaya masuk pesantren Rafli dan biaya pendidikannya setahun pertama Rp 19 juta 850 ribu; biaya pendidikan Shania di tahun ketiga/terakhir Rp 13 juta 200 ribu.)
Mitra lapang:
Weli Kurniawan