
Meski Tak Enak Badan atau Kehujanan, Ghulam tetap Berjalan Kaki
BWA-IB. Semangat menuntut ilmu Ghulam Figoes Bahji Mudzakir (14 tahun) tidak diragukan lagi, meski sedang tidak enak badan siswa kelas 8 SMP PGRI 7 Bogor tersebut tetap saja berangkat sekolah dengan berjalan kaki! Padahal jarak tempuhnya sekitar 30 menit-an. Dan tak jarang pula ketika pulang kehujanan hingga basah kuyup.
Bukannya tidak ada angkot atau tidak ingin naik kendaraan umum tetapi keadaanlah yang memaksa. Sejak ayah tiada, ia harus berhemat luar biasa. “Anggap saja sambil olah fisik,” ujar Ghulam yang bercita cita jadi tentara.
Di rumah petak di Ciwaringin, Bogor Tengah, yang sewa perbulannya Rp 250 ribu, ia tinggal bersama ibunda Fitriyanti (45 tahun) dan adinda Halizah Nur Fahira (11 tahun). Sedangkan ayahanda Eddy Triagus Prasetyo (50 tahun) yang berprofesi sebagai wartawan telah berpulang ke rahmatullah sejak April 2014.
Sepeninggal Eddy, Fitriyanti otomatis menjadi tulang punggung keluarga. Ia bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keperluan sekolah Ghulam dan Halizah. Namun, karena penghasilannya yang tidak seberapa, kedua anaknya terancam putus sekolah. SPP Ghulam pun nunggak sejak Oktober 2014.
Untuk mengurangi beban keluarga Ghulam, melalui program Indonesia Belajar (IB), Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) mengajak kaum Muslimin berdonasi. Sehingga ia dapat meneruskan sekolahnya dan kita semua mendapat pahala berlimpah dari Allah SWT karena telah menolong sesama. Aamiin.[]
Donasi yang diperlukan:
Rp 2.050.000,- (untuk bayar tunggakkan SPP sejak Oktober 2014 hingga daftar ulang masuk kelas 9 pada Juli mendatang)
Mitra lapang:
Welly Kurniawan