
Lina Bertekad Kedua Anaknya Jangan Sampai Putus Sekolah
Lina Bertekad Kedua Anaknya Jangan Sampai Putus Sekolah
Mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja bagi Lina Marlina (38 tahun) tidaklah mudah, apalagi membiayai sekolah kedua anaknya. Bayangkan saja, penghasilannya sebagai penjual jajanan di ruang depan rumah kurang dari Rp1 juta per bulan.
Anak pertamanya, Rizal Maulana Muhammad (17 tahun) kini duduk di kelas XII Jurusan Otomotif SMK Rosma Karawang. Sedangkan anak keduanya, Ainiyah Hasna Dzakirah (10 tahun) duduk di kelas 5 SD Negeri Pinayungan II Teluk Jambe.
Keduanya sangat mengerti kondisi ekonomi keluarga, salah satunya ditunjukkan dengan jarang meminta uang jajan. Rizal kerap membantu ibunya berbelanja berbagai makanan ringan untuk dijual. Selain rajin sekolah, keduanya juga tekun mengerjakan PR dan belajar di rumah. Bahkan Rizal selalu mendapatkan peringkat sepuluh besar di kelasnya.
(Rizal dan Ibunda)
Disela kegiatan sekolah dan rumahnya, Rizal juga kerap menyalurkan hobi bermain bola. Lewat hobinya itu, ia dan teman-teman dilingkungan rumahnya pernah beberapa kali menjuarai perlombaan sepak bola. “Yaa kalau urusan sekolah dan rumah sekiranya udah selesai saya suka izin ke mamah untuk latihan bola dengan teman-teman mas. Nah kadang sambil cari-cari info juga kalau ada peluang-peluang magang atau kerja kali aja kan kalo rezeki mah,” ucap Rizal sambil membantu melayani pelanggannya di warung.
Di akhir tahun belajarnya, Rizal berharap setelah lulus ia bisa segera mendapatkan pekerjaan agar bisa membantu perekonomian keluarganya. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan Rizal untuk masuk SMK dan mengambil jurusan Otomotif.
(Keseharian Rizal Menjaga Warung Ibunya)
Lina sangat senang melihat anak-anaknya bisa memahami kondisi orang tua dan tetap giat menuntut ilmu. Makanya, meski kesusahan secara ekonomi, warga Dusun Sukamanah, Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat bertekad agar kedua anaknya bisa terus menempuh pendidikan setinggi-tingginya, jangan sampai putus di tengah jalan.
Namun, penghasilannya yang minim dari membuka warung kecil kecilan depan rumah memang langsung habis untuk kebutuhan sehari-hari saja. Walhasil, biaya sekolah kedua anaknya menunggak. Untung saja pihak sekolah memberi toleransi dari sisi waktu pembayarannya.
Semenjak Tatang mengidap sakit lever di tahun 2020 kemudian meninggal di awal 2021, anak-anak lah yang sehari hari membantu menggantikan ibunya untuk menjaga warung depan rumahnya itu, jam main bersama teman lainnya pun mereka kurangi, “kalau saya lagi kurang enak badan itu,ya anak anak yang menggantikan buat jaga warung, kalo tutup itu kita bingung buat bisa makan dan bayaran anak anak nantinya,” ungkap Lina.
Untuk mengurangi beban keluarga Lina, Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) mengajak kaum Muslim berdonasi melalui program Indonesia Belajar (IB) guna membantu biaya pendidikan kedua anaknya. Semoga Allah SWT membalas kebaikan para donatur dengan curahan rahmat berlipat ganda. Aamiin.[]
Donasi yang Diperlukan:
Rp.20.000.000
Mitra Lapangan:
Endang Suryana
#BWA #inovasiWakaf #IB #IndonesiaBelajar