.jpg)
Kurang Biaya, Nida Terancam Tak Lulus di Kairo
Kurang Biaya, Nida Terancam Tak Lulus di Kairo
Betapa rajinnya Nida Muthiah Salsabila dalam menuntut ilmu-ilmu keislaman khususnya terkait ilmu-ilmu hadits, baik secara formal di Jurusan Hadits Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Asy-Syarief, Kairo, Mesir, maupun secara informal di berbagai tempat di sekitar kampus.
Pagi pukul 6.30, ia harus sudah di masjid untuk merapikan Masjid Syeikh Shalih Jafary, membuka jendela dan menyiapkan minum untuk Syeikh Muhammad Araby. Karena pukul 7 pagi ada majelis hadits, targetnya adalah khatam kutub al-sittah yakni Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah. “Al-faqir (saya) menjadi khadim Masjid Syeikh Shalih Jafary, sejak February 2019-sekarang. Di bawah arahan Syeikh Muhammad Araby,” ungkap Nida.
(Nida Muthiah Pelajar di Kairo)
Ia mengikuti majelis tersebut dengan seksama hingga selesai pukul 8.30. Lalu ia berangkat kuliah ke kampus. Kuliah dari pukul 9 pagi sampai 3 sore. Istirahat sebentar. Bakda Ashar tepatnya pukul 4 sore hingga 8 malam waktunya ia pergunakan untuk talaqy Al-Qur’an maupun ilmu keislaman lain baik itu di Masjid al-Azhar, Masjid Syeikh Shalih Jafary, Madiyafah Syeikh Ismail Shadiq, Ruwaq Indonesia atau yang lainnya. “Di sini banyak tempat yang menyediakan belajar non-formal,” ungkap Nida.
Sudah tiga tahun terakhir Nida mengikuti majelis hadits dari beberapa masyayikh untuk mendapatkan isnad baik syeikh yang ada di Kairo maupun syeikh dari Irak, Baghdad, Mekah dan lainnya yang berkunjung ke Mesir.
Ia juga pernah menjadi panitia Al-Azhar di majelis hadits, arahan Syeikh Aiman Haggar. Selebihnya Nida fokus belajar, membaca, menulis, menerjemah dan mengajar adik-adik kelas.
Tak terasa kini Nida Muthiah Salsabila sudah masuk tingkat empat atau tingkat akhir. Kalau lancar, tak sampai setahun ia sudah mendapat gelar Licence (Lc./gelar sarjana/izin untuk mengajar) Hadits.
Hanya saja yang menjadi masalah kedua orang tuanya yakni Marsino (54 tahun) dan Ita Novi Rosita (46 tahun) sudah tak mampu lagi membiayai keperluan hidup sehari-hari Nida di Kairo.
Pasalnya, warga Jalan Blok Ringin IV RT 01 RW 03 No 131, Cibubur, Jakarta Timur tersebut sejak pandemi Covid-19 tak bekerja lagi. Pekerjaan serabutan yang selama ini Marsino geluti sepi orderan. Bila pun dapat sedikit pekerjaan, upahnya langsung habis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kedua orang tua Nida dan kelima adik-adik Nida.
Untuk mengurangi beban keluarga Nida, BWA mengajak kaum Muslimin berdonasi melalui program Indonesia Belajar (IB) sehingga Nida bisa memiliki cukup uang untuk kehidupan sehari-hari selama kuliah di Al-Azhar yang insya Allah kurang dari setahun ini sudah lulus.
Semoga kita semua mendapat pahala berlimpah dari Allah SWT karena telah membantu sesama. Aamiin.[]
Donasi yang Diperlukan:
Rp.31.000.000
Mitra Lapangan:
Dadan
#BWA #IndonesiaBelajar #IB