Karena Masalah Ekonomi, Sering Kali Hadi Berangkat dan Pulang Sekolah Jalan Kaki

Meski jarak dari rumah ke sekolah sekitar 2 kilometer, Hadi Jublas Duriber sering kali berjalan kaki baik saat berangkat maupun pulang sekolah. Tujuannya dalam rangka penghematan ternyata juga menyehatkan. Begitulah dirinya berkesimpulan.

Warga Kampung Cibaregbeg, Kelurahan Caringin, Kecamatan Cicurug, Sukabumi tersebut menilai umumnya setiap sekolah itu sama saja dalam memberikan materi ajar. Tapi yang terpenting dirinya memiliki keterampilan untuk bekerja setelah lulus sekolah. Maka, siswa yang kini duduk di kelas XII memilih Jurusan Teknik Komputer Jaringan SMK Bhakti Pertiwi Indonesia.

Untuk peluang kerja, Hadi yakin dengan apa yang dikatakan bapaknya bahwa peluang berkarier itu tergantung bagaimana menciptakan peluang dengan membangun relasi. Di sekolah yang beralamat di Desa Bangbayang, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Hadi mendapati peluang untuk magang di Jepang dengan syarat lulus dengan hasil terbaik.

Di sisi lain, sejak ibunya meninggal sewaktu kelas 4 SD, semakin membuat  Hadi memiliki semangat juang tinggi dalam belajar. Prestasi disekolah menjadi siswa terbaik saat melaksanakan kerja lapang sekolah membuatnya sangat disukai guru-gurunya terutama dalam hal kehadiran dan kerapihan. Selama bersekolah berperilaku baik, tidak merokok, dan rajin masuk.

Di tengah kondisi orang tua terhimpit ekonomi, Hadi mendapati kelonggaran toleransi waktu untuk pembayaran administrasi sekolah. Hal ini memotivasi Hadi untuk tidak menyia-nyiakan kepedulian sekolah.

Hadi juga anak yang memahami dengan keadaan orang tua, meski tak ada ongkos naik kendaraan umum, Hadi tetap berangkat sekolah dengan berjalan kaki.

Hadi memang anak yang peka dan memahami akan kondisi perekonomian orang tua, karena selain Syachruddin (75 tahun), orang tua Hadi, lebih fokus untuk penyelesaian kuliah kakaknya Hadi yang kuliah di Universitas Juanda Bogor, Hadi menurut saja dan bersabar kalau prioritas penghasilan orang tua diberikan kepada kakaknya yang kuliah.

Penghasilan Syachruddin sebagai pensiunan Pemprov DKI tersebut memang tidak memungkinkan untuk membiayai administrasi kedua anak yang sama-sama duduk di tingkat akhir kuliah dan sekolah yang tentunya semakin banyak, ditambah lagi tunggakan sekolah Hadi dari kelas 1.

Untuk mengurangi beban keluarga Hadi, Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) mengajak kaum Muslimin berdonasi sehingga ia dapat meneruskan sekolah untuk menggapai cita-citanya dan kita semua mendapatkan pahala berlimpah dari Allah SWT karena telah membantu sesama. Aamiin.[]

Donasi yang dibutuhkan

Rp. 10.000.000,-

Partner Lapang

Edi Humaedi

Para Donatur