Calon Dokter Yang Siap Menolong Siapa Saja

Karena ingin menolong orang-orang yang sakit, May Liza Putri (13 tahun) bercita-cita ingin jadi dokter. “Siapapun akan ditolong sekalipun tidak punya uang,” ungkap gadis pemalu yang akrab disapa Putri.

Cita-cita siswi kelas VII Sekolah Swasta Menengah Pertama Pasar Minggu, Jakarta Selatan, untuk menjadi dokter  dibuktikan lewat prestasi belajar dengan menjadi peringkat pertama di kelasnya. “Apa yang dipelajari di sekolah, Putri pelajari lagi di rumah, dia memang jarang maen,” tutur ibunda Novita (42 tahun).

Bila waktu Ashar, warga samping rel kereta di Jalan Pengujaten Raya RT 04/07 Pejaten Timur tersebut  bersiap pergi ke madrasah di sekitar rumahnya untuk mengajar anak-anak baca Al-Qur’an. Ia memang salah satu santriwati yang dipercaya ustadznya untuk membantu mengajar mengaji anak-anak yang lain.

Langkah awal menuju cita-cita mulia itu bukanlah tanpa rintangan, kondisi ekonomi keluarga menjadi kendala terbesar baginya. Pasalnya, Ayahanda Zulaidi (49 tahun)  hanya seorang pekerja serabutan dan Sri Irawati seorang buruh cuci. Untuk memastikan dapur ngebul tiap hari pun sangat sulit, apalagi untuk membayar biaya pendidikan Putri.

Keadaan ini membentuk karakter Putri yang prihatin. Uang jajan yang kadang diterimanya, ia kumpulkan untuk kemudian diberikan kembali kepada ibunda untuk membantu kebutuhan keluarga. Bahkan ia pernah meminta izin kepada Novita untuk bekerja paruh waktu sebagai pemandu wisata di Kebun Binatang Ragunan. Namun sang ibu tidak mengizinkan karena Putri belum cukup umur.

Saat ini, Putri terancam putus sekolah. Karena biaya SPP yang perbulan Rp 140 ribu tersebut sudah menunggak selama enam bulan.

Saudaraku kaum Muslimin yang dirahmati Allah, melalui Program Indonesia Belajar (IB), Badan Wakaf Al-Qur’an mengajak Anda untuk meringankan beban Putri dalam menggapai cita-citanya.[]

Ada pun donasi yang dibutuhkan:

Rp 3.900.000 

Mitra lapang:

 Weli Kurniawan 

Para Donatur