Bila Temannya Pulang Siang, Mengapa Siswi SMK yang Satu ini Terpaksa Pulang Malam?

BWA-IB. Bel sekolah berbunyi, siswa-siswi sebuah SMK di Jakarta berhamburan pulang ke rumah, namun tidak dengan Fifi Hafidzah Hasanah. Siswi semester satu Jurusan Busana tersebut terpaksa  harus tetap di sekolah beberapa jam lagi bahkan hingga malam hari.

BWA-IB-FIFI

Fifi Hafidzah Hasanah siswi SMK Negeri di Jakarta, sedang mengerjakan PR menjahitnya di sekolah.

Itu bukan hukuman dan memang tidak ada kesalahan. Tapi ia terpaksa melakukannya setiap kali ada pekerjaan rumah (PR) menjahit busana. Pasalnya, Fifi merupakan salah satu siswi di jurusan tersebut yang tidak memiliki mesin jahit. Tapi ia tidak berputus asa, ia tetap berupaya mengejar cita-cita sebagai perancang dan penjahit busana.

“Kalau tidak mengerjakan tentu tidak mendapat nilai praktek, jadi saya bela-belain pake mesin jahit sekolah,” ujar warga Jalan Rawajati Timur, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan.

Gadis kelahiran Jakarta 20 Juli 2000 tersebut merupakan anak ketiga dari suami istri Sito Prasetyo (almarhum) dan Nena Halijah Onaola. Sejak umur sembilan tahun Fifi menjadi yatim. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia senantiasa membantu ibunya berjualan pulsa hingga sekarang.

Fifi sangat ingin memiliki mesin jahit sendiri sehingga bisa mengerjakan tugasnya di rumah dan tidak mengerjakan di sekolah. Apalagi sudah beberapa kali diingatkan gurunya untuk beli mesin jahit agar nanti semester dua bisa mengerjakan dengan mesin sendiri. Tapi saran tersebut tidak pernah disampaikan kepada ibunya karena tidak tega membebani pikiran orangtua yang hanya memiliki penghasilan untuk makan sehari-hari saja sudah Alhamdulillah.

Sebenarnya, Fifi sudah berusaha mengumpulkan uang dari jualan pulsa. Namun penghasilannya sangat minim sehingga uang tidak terkumpul juga. Kedua kakaknya memang sudah bekerja, tetapi mereka hanya dapat membantu uang transportasi dan biaya kontrak rumah saja.

Untuk mengurangi beban keluarganya, melalui program Indonesia Belajar (IB), Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) mengajak kaum Muslimin mendonasikan sebagian harta untuk membeli mesin jahit buat Fifi. Sehingga ia dapat menggapai cita-citanya dan kita semua mendapat pahala dari Allah SWT yang telah membantu sesama. Aamiin.[]

Donasi yang Dibutuhkan:

Rp 3.585.700,- (mesin jahit Rp 2,5 juta, seragam sekolah Rp 618 ribu & Akomodasi)

Mitra Lapang:

Weli Kurniawan

Para Donatur