
Ansel Kerja Mencuci Piring, Demi Tetap Sekolah
[Sesungguhnya sedekah dapat memadamkan panasnya kubur, dan sesungguhnya orang mukmin akan bernaung pada hari kiamat nanti di bawah naungan sedekahnya]
BWA-IB. Tinggal di perumahan padat penduduk dengan gang yang sempit di Kelurahan Klender-Jakarta Timur, sudah terasa lumrah dirasakan Keluarga Ansel Gilang Mercuri (14 tahun). Karena bila dibandingkan harus mengontrak rumah yang relatif mahal, rumah kecil peninggalan kakeknya itu cukup untuk tinggal Ibu Indah Baren, Ansel serta adiknya.
Ansel Gilang Mercuri (14 tahun).
Semenjak ibu Indah Baren menjadi mualaf sejak tahun 1996, ujian datang silih berganti, salah satunya bercerai dengan suaminya. Dan sejak itu ia harus mencari nafkah sendiri. Dan itupun hanya membuka warung kecil peninggalan kakeknya yang ia bisa lakukan. Penghasilan yang rata-rata 500 ribu per bulan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apa lagi membiayai sekolah anak-anaknya.
Ansel kini duduk di kelas 3 SMP swasta, meskipun usianya masih dini, dia berjuang untuk tetap terus bisa sekolah dengan membantu ibunya yang berjualan. Perjuangan Ansel memang begitu gigih, dia juga mencoba bekerja sebagai pencuci piring di sebuah rumah makan. Meskipun ibunya pernah melarang Ansel, karena anak seusianya tidak wajib untuk mencari uang. Namun Ansel tetap bersikeras ingin meiliki penghasilan untuk membantu ekonomi ibunya dan agar tetap dapat melanjutkan sekolah untuk dirinya dan adik-adiknya.
Di akhir tahun ajaran ini, ia berharap dapat fokus pada ujian nasional, sehingga dapat lulus dengan nilai yang tinggi agar dapat melanjutkan di Sekolah Menengah Atas Negeri, agar mengurangi beban biaya pendidikan bagi ibunya.
Sekali lagi Ansel berharap kepada para wakif atau donatur untuk dapat membantu biaya sekolah yang masih tertunggak di sekolahan. Mari bantu Ansel agar tak mengalami kendala dalam mengejar cita-citanya.
Donasi yang di butuhkan : Rp. 9.500.000,- (biaya SPP 11 bulan, Buku LKS, biaya Ulangan, Trau Out, UAN)
Partner Lapangan : Welly Kurniawano