
Andhika Harus Sekolah, Karena Ia Tumpuan Harapan Keluarga
Laporan :
Andhika Sekarang Bisa Sekolah
Kebahagiaan Andhika Sukmara terlihat dari raut wajahnya, saat menatap secercah cahaya harapan yang telah dinantikannya selama ini, yakni kembali bersekolah insya Allah menjadi kenyataan. Remaja 16 tahun yang bercita-cita memiliki bengkel motor ini akan bersekolah pada tahun ajaran 2012 – 2013 di SMK al Bahri, Bantar Gebang Bekasi.
Tim Indonesia Belajar BWA, Muhammad Yatno dan rekan, berkunjung ke rumah Andhika Kamis 8 Maret 2012 kemudian bersama-sama mendaftarkan diri di SMK Al Bahri. Setelah melihat-lihat program jurusan yang ditawarkan oleh pihak sekolah, akhirnya Andhika memilih program jurusan Mesin Otomotif (MO). Kemudian Andhika mengikuti serangkaian wawancara dengan Bapak Miftah Ir, Wakasek Kurikulum dan dinyatakan diterima oleh Bapak Suyanto, SPd I, selaku Wakasek kesiswaan SMK Al Bahri.
Biaya administrasi pendidikan yang diselesaikan meliputi: uang pendaftaran, uang pangkal, uang seragam, uang buku selama 1 tahun, uang praktek setahun dan uang SPP 1 tahun. Total yang dibayar lebih kurang sebesar Rp. 4,600,000,- (Empat Juta Enam Ratus Ribu Rupiah). Uang tersebut diserahkan ke bagian Bendahara PSB SMK Al Bahri yakni Ibu Marnih.
Kembali dari sekolah, Andhika disambut oleh Ibundanya Rustiati dan para tetangganya dengan hati gembira. Ibu Rustiati sangat senang atas bantuan yang diterima puteranya sehingga bisa kembali bersekolah.
Faktor kesulitan ekonomi yang menyebabkan Ibu Rustiati tidak mampu menyekolahkan anaknya, terutama setelah ditinggal suaminya, almarhum Bapak Andi Azis, 4 tahun silam. Sejak ditinggal oleh suaminya pada tahun 2008, ibu Andi panggilan sehari-hari ibu Rustiati, terpaksa harus membiayai keluarga dengan bekerja sebagai buruh cuci. Bahkan yang menyedihkan adalah anak bungsunya yang lahir beberapa hari setelah wafat ayahnya terpaksa diserahkan kepada orang lain untuk dipelihara karena mereka tidak mampu lagi secara ekonomi.
Saat ini mereka bertiga yakni Andhika, ibunya dan seorang adiknya yang masih duduk di kelas dua SMP tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil di kelurahan Sumur Batu, Bantar Gebang dekat dengan lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bantar Gebang Bekasi. Dengan penghasilan yang sangat minim sebagai buruh cuci pakaian sekitar Rp. 400,000/bulan, wajar bila pendidikan anak bukan menjadi prioritas.
Mudah-mudahan bantuan yang diberikan melalui program Indonesia belajar BWA dari kaum muslimin ini bisa meringankan beban ibu Andi dan keluarganya. Serta bisa menghantarkan ananda Andhika meraih cita-citanya menjadi pengusaha bengkel motor yang sukses.
Donasi yang dibutuhkan:
Rp. 4.600.000,- (Empat Juta Enam Ratus Ribu Rupiah)