
Siswa - Siswi SMAIT Insantama Bogor akan Menaklukkan Jepang!
Logo LKMA Swings to Japan
BWA-IB. Sebanyak 63 siswa-siswi angkatan IV SMAIT Insantama Bogor merencanakan kunjungan ke Jepang pada 1-8 November 2015 mendatang. Kunjungan ini merupakan bagian dari program LKMA (Latihan Kepemimpinan dan Manajemen tingkat Akhir) dengan praktek langsung merealisasikan sebuah project kunjungan ke luar negeri.
LKMA merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap kelas XII di SMAIT Insantama. Akan tetapi, destinasi atau negara yang dituju berbeda, yakni sesuai dengan kesepakatan di angkatan masing-masing.
Pada November 2014 lalu, siswa-siswi yang sekarang duduk di kelas XII, telah berhasil melaksanakan LKMA ke Australia dengan bekerja keras menghimpun dana terlebih dahulu. Sebagian besar dana diperoleh dari hasil siswa-siswi berjualan makanan, minuman, peralatan sekolah, dan lain-lain. Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan dana dari donatur dan sponsor yang diperoleh setelah melakukan presentasi mengenai LKMA dan Transformational Leadership menggunakan bahasa Arab dan Inggris. Orangtua hanya membantu dalam urusan visa, itupun bagi yang memiliki kemampuan dan kelebihan rezeki.
Delegasi LKMA Australia (2014) lalu berkesempatan mengunjungi dan melakukan presentasi di University of Sydney, University of Wollongong, ANSTO (The Australian Nuclear Science and Technology Organisation), CIDE (Central for Islamic Dawah and Education), Australian International Academy School (setingkat SMA). Selain itu, mereka juga sempat mengunjungi sekolah penerbangan MAS (Malaysia Airlines System Academy) saat transit di Kuala Lumpur dalam perjalanan pulang ke Jakarta.
Tahun ini, angkatan IV SMAIT Insantama merencanakan LKMA ke Jepang pada tanggal 1-8 November 2015. Destinasi ini telah menjadi mimpi besar bersama dan tekad bulat untuk diwujudkan sejak menduduki kelas X. Dana yang dipakai untuk biaya pemberangkatan dan hidup selama 7 hari di Jepang didapat dari hasil perjuangan siswa-siswi sendiri. Mereka melakukan fundraising dengan berbagai cara yang halal tentunya. Tingginya semangat mereka untuk mewujudkan LKMA ke Jepang menjadikan mereka melakukan fundraising dari sejak kelas X.
Dimulai dari tabungan setiap siswa, yakni Rp.500,- per hari. Selain itu, mereka selalu memanfaatkan kesempatan untuk melakukan fundraising dengan tidak mengenyampingkan kewajiban menuntut ilmu di sekolah dan boarding. Sebagai salah satu contoh, mereka sering memanfaatkan kesempatan berjualan di boarding ketika agenda kosong. Mereka menjual berbagai makanan dan minuman bagi warga boarding seperti cireng, batagor, milkshake, dan lain-lain.
Berjualan cireng pada orang tua murid yang datang ke boarding dalam event Smention, 1 Maret 2015.
Selain itu, mereka juga menyelenggarakan agenda menonton bersama atau sering disebut nobar (nonton bareng) dengan film yang telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru pembimbing dan pembina boarding yaitu Pak Karebet dan Ustadz Anas. Setiap warga boarding yang ingin ikut nobar ini wajib membayar tiket sebesar Rp 3000.-, sungguh luar biasa bukan?
Banyak keuntungan yang mereka peroleh, walau tidak jarang mereka ditimpa kerugian karena barang jualan yang tidak laku. Akan tetapi mereka melakukan dengan ikhlas dan penuh semangat. Untuk LKMA, kami akan melakukan apapun. Kami akan mewujudkan mimpi besar kami itu? begitulah tanggapan mereka ketika ditanya "apakah kalian cape?"
Ketika naik ke kelas XI, mereka menaikkan kualitas perjuangan, yakni menabung Rp. 1000 per hari. Agenda jualan mereka tidak hanya di boarding, melainkan ke luar Insantama. Mereka berjualan ke tampat-tempat strategis yang ada di Bogor, salah satunya stasiun Bogor.
Kami menemukan satu fakta yang menakjubkan ketika mereka melakukan fundraising. Mereka berjualan risol ke stasiun. "Sebelum risol habis, tidak boleh pulang" itulah tekad yang mereka tanamkan sebelum pergi? berjualan. Pada saat di stasiun, ternyata belum semua risol terjual sementara hari telah semakin sore. Akhirnya, merekapun berjalan kaki dari stasiun ke Insantama yang jaraknya cukup jauh (3.5 km) sembari berjualan. Setiap orang yang mereka temui, mereka tawarkan risol. "Walau cape, namun banyak pelajaran yang kami dapat ketika berjualan. Salah satunya memahami realita kehidupan sosial di luar sana" ucap Rizka, salah satu siswi yang berjualan risol ke stastiun Bogor demi LKMA.
Tidak hanya itu, mereka mulai meningkatkan kualitas bahasa Arab dan Inggris untuk presentasi di berbagai institut dan perusahaan yang mereka datangi. Hingga saat ini, berdasarkan agenda audiensi atau presentasi-presentasi yang telah dilakukan, mereka telah fasih mempresentasikan LKMA dan Transformational Leadership menggunakan bahasa Arab dan Inggris tanpa teks. Dalam beberapa presentasi mereka juga memainkan kemampuan bahasa Jepang, India, Korea serta bahasa daerah seperti Sunda, Palembang, dan lain-lain. Ini merupakan peningkatan yang tinggi dari LKMA tahun lalu. Hal inilah yang menyebabkan Badan Wakaf Al-Quran (BWA) tertarik untuk mendukung project ini melalui www.wakafquran.org.
"Berlatih manajemen dan kepemimpinan justru pada saat kami membentuk tim yang satu, melakukan presentasi, berjualan dan bertemu dengan berbagai pihak agar bersedia memberikan dukungan, terutama dana atas rencana kami ini."Pergi ke Jepangnya adalah bonus bagi kesuksesan kami melakukan rangkaian kegiatan tersebut", demikian terjemahan kata-kata Nashir, salah satu siswa kelas XI yang mempresentasikan rencana LKMA "menaklukkan Jepang" dengan bahasa Arab di Kantor BWA, Bilangan Tebet, Jakarta Selatan.
Apa yang dilakukan siswa-siswi saat di Jepang? LKMA sama sekali bukan kegiatan wisata. LKMA ke Jepang pada November 2015 yang diperjuangkan sejak kelas X ini akan dimanfaatkan dengan mengunjungi perguruan tinggi terkemuka di Jepang, salah satunya University of 東京(TOKYO) yang merupakan universitas terbaik di Asia dan peringkat ke-9 di dunia (Data Times Higher Education, 2013), serta institusi ilmiah seperti lembaga penelitian, institusi bisnis, SMA di Jepang, Perhimpunan Pelajar Indonesia Jepang, dan Kedutaan atau Konsulat Indonesia di Jepang. Di sana, mereka tidak sekedar "melihat-lihat", tetapi juga melakukan presentasi dengan multilanguage mengenai model kepemimpinan transformasional, sehingga disamping menimba ilmu, siswa-siswi SMAIT Insantama juga melakukan dakwah.
Selain itu, mereka akan bersilaturahmi ke Islamic Centre (Perkumpulan Muslim Jepang) di Tokyo dengan tujuan bertukar pikiran serta mendengar pengalaman dari saudara seiman seputar kehidupan menjadi minoritas di negeri sakura itu.
Berdasarkan pengalaman LKMA tahun-tahun sebelumnya, keseharian adik-adik kita ini akan dimulai sejak pukul 03.00 dini hari dengan tahajud hingga pukul 11.00 malam. Semua itu semata-mata demi menuntut ilmu dan menebar kebenaran.
Mengapa project ini perlu didukung? Selain nilai kebaikan yang dihasilkan dari program LKMA ini, kita juga perlu mendukung karena LKMA adalah program yang merupakan investasi Sumber Daya Manusia yang berkualitas bagi masa depan. Kegiatan kepemimpinan ini amat penting untuk dilaksanakan, mengingat sekarang ini negeri kita membutuhkan pemimpin-pemimpin muda yang paham bidang ilmu sains dan teknologi, serta bertsaqofah dan bersyakhsiyyah (kepribadian) Islam. Sehingga diharapkan dari program ini dapat menambah ilmu dan potensi siswa-siswi yang akan memimpin dunia ini di masa yang akan datang.
Kami (BWA) juga telah dapat melihat bagaimana kualitas adik-adik kita dari angkatan-angkatan sebelumnya, hasil dari proses LKMA. Banyak potensi yang mereka miliki mencuat pasca lulus SMA dan mereka menjadi leader dalam kapasitasnya di Perguruan Tinggi masing-masing.
Oleh karena itu, BWA sangat mendukung program ini. Dukungan BWA untuk LKMA 2015 merupakan kerja sama menyusun pola fundraising dengan menggunakan Voucher Donasi. Adapun aktivitas fundraising LKMA sepenuhnya dilakukan oleh siswa-siswi SMAIT Insantama dengan melakukan berbagai presentasi di berbagai institusi dan individu-individu melalui penawaran menjadi sahabat LKMA (volunteer).
Sahabat LKMA bisa membantu siswa-siswi dengan cara menawarkan voucher donasi LKMA kepada rekan, kolega ataupun orang yang dekat dengan lingkungan sahabat LKMA beraktivitas seperti kantor atau rumah. Selanjutnya setelah donatur membeli voucher donasi LKMA dari sahabat LKMA dapat me-redeem voucher donasi tersebut di laman project ini.
Adapun Anda dapat membantu LKMA ini dengan mendonasikan uang Anda di laman ini, walau tanpa voucher donasi. Anda dapat mendonasikan uang melalui transfer, kartu kredit, atau jemput donasi khusus wilayah Jakarta dan Bogor. Ayo bantu adik-adik kita meraih impiannya, semoga seluruh pengalaman dan pelajaran yang diperoleh dari program LKMA ke Jepang bisa menjadi bekal yang baik di masa depan. Mudah-mudahan ini bisa menjadi ladang amal jariyah yang terus mengalirkan pahala tiada terputus bagi kita semua. Amiin.[]
Tertarik menjadi "Sahabat LKMA" ?
Hubungi Ibu Army | HP: 0813 9881 9271